Tuesday, December 4, 2018

9:31 PM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Anggota Korpri di Provinsi Papua Diminta Wujudkan Birokrasi Yang Bersih.

Anggota Korpri di Provinsi Papua Diminta Wujudkan Birokrasi Yang Bersih


Anggota Korpri di Provinsi Papua Diminta Wujudkan Birokrasi Yang Bersih

Posted: 04 Dec 2018 03:52 AM PST

Anggota Korpri di Provinsi Papua Diminta Wujudkan Birokrasi Yang Bersih
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Segenap anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Provinsi Papua diimbau mampu mewujudkan birokrasi yang bersih dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Anggota Korpri juga diharapkan mampu meningkatkan budaya anti korupsi, efekttif dan transparan dalam menjalankan tugas pokok maupun fungsinya.

"Tunjukan keteladanan sebagai aparatur negara yang bersih dan berwibawa. Tak lupa meningkatkan profesionalisme sebagai aparatur negara, agar masyarakat benar-benar dapat merasakan manfaat dari reformasi birokrasi yang kita jalankan," terang Asisten Bidang Umum Sekda Papua Elysa Auri, pada peringatan HUT Korpri ke-47 tahun 2018, Kamis (29/11), di Halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura.

Elysa juga berpesan agar seluruh anggota Korpri dapat bersama-sama pemerintah daerah menjaga keamanan dan kedamaian dalam menghadapi Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 mendatang.

Dilain pihak, berupaya membebaskan tatanan organisasi kepegawaian dari kepentingan politik. Sebab aparatur pemerintah yang merupakan pegawai negeri yang wajib bersikap netral dan adil dalam Pilkada.

Sementara terkait peringatan HUT Korpri ke-47, dia berharap seluruh pegawai negeri dapat meningkatkan dedikasi, profesionalisme maupun integritas dan semangat reformasi birokrasi. Sebab pegawai negeri merupakan pekerjaan pengabdian kepada masyarakat di Papua.

"Karena itu, tema yang diangkat pada HUT Korpri kali ini adalah 'Korpri melayani, bekerja dan menyatukan bangsa'. Tema ini sangat tepat, untuk itu, melalui peringatan kali ini saya ajak anggota Korpri di seluruh Papua dapat meningkatkan kinerja terutama dibidang pelayanan publik".

"Mantapkan fungsi organisasi sebagai perekat pemersatu bangsa untuk mewujudkan Papua bangkit, mandiri dan sejahtera yang berkeadilan," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Elysa tak lupa mengimbau agar anggota Korpri untuk mendukung serta turut mensukseskan pelaksanaan PON XX 2020. Sebab iven tersebut merupakan kepercayaan yang diberikan pemerintah dan negara sebagai harga diri orang Papua.

"Iven ini harus mendapat dukungan penuh pemerintah Papua, termasuk ASN sebagai penyelenggara pembangunan di Papua. Sebab kapan lagi iven ini bisa diselenggarakan di Papua. Intinya pelaksanaan PON ini merupakan sejarah yang harus didukung semua pihak," tuntasnya.

Sekedar diketahui, dalam pelaksanaan HUT Korpri turut digelar makanan atau jajanan khas Papua dan pasar murah. (DiskominfoPapua)

Aparat Kuasai Pos TNI di Mbua yang Diserang Kelompok Bersenjata

Posted: 04 Dec 2018 03:48 AM PST

Aparat Kuasai Pos TNI di Mbua yang Diserang Kelompok Bersenjata
KENYAM, LELEMUKU.COM -  Tim Nanggala dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Tim Sagtas Gakkum OPS Nemangkawi pada Selasa  (4/11) pukul 11.11 WIT berhasil menguasai Pos TNI dari Batalyon Infantri (Yonif) 755/Yalet di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua yang diserang oleh kelompok bersenjata pada Senin (3/12) sekitar pukul 18.00 WIT lalu.

Menurut rilis yang diterima Lelemuku.com, Tim Nanggala mendapati Pos 755 dalam kondisi kosong tanpa penghuni dan terdapat bercak darah serta 150 butir selongsong ammunisi 5,56 mm, 2 set Sangkur Pindad 2 set, 8 set aitor.

Selain mengamankan keadaan, pihaknya juga mendapati 3 unit HP dan repeater, beberapa pakaian PDL dan kap perorangan dan uang sebesar Rp.150.000

Selanjutnya pada pukul 12.30 WIT, Tim Satgas Gakkum OPS Nemangkawi yang dipimpin oleh AKP Zacharia Asgar, bertemu dengan 21 orang personel Yonif 755 yang melarikan diri karena diserang oleh hampir 40 orang kelompok bersenjata.

Personil yang ditemukan itu mengaku satu diantaranya terkena luka tembak di tangan, sementara 1 personel yang meninggal dunia ditinggalkan saat melarikan diri karena sudah tidak mampu untuk dibawa.

Saat bertemu dengan anggota Yonif tersebut, pihaknya melakukan pengamanan karena ada informasi mereka sedang dikejar oleh 2 orang anggota kelompok bersenjata.

Saat melakukan pengamanan, tim sempat mendengar 2 kali bunyi tembakan sehingga dilakukan tembakan balasan. Beberapa jam kemudian tim berhasil menemukan jenazah personil TNI yang meninggal. Selanjutnya personil dan para korban dibawa kembali ke Pos TNI Mbua.

Sebelumnya Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi menyatakan anggota kelompok separatis bersenjata menyerang pos TNI di Mbua tersebut dengan bersenjata api dan tradisional.

"Didapati informasi Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua juga diserang tadi malam. Sekitar 40 orang anggota KKSB, sementara pos di sana kekuatan 1 SST, yaitu sekitar 25 orang. Mereka bersenjata campuran, ada yang menggunakan senjata api dan panah," kata , Selasa (4/12).

Kata Dax, lokasi Pos TNI yang disergap KKSB ini berjarak 10 kilometer atau sekitar dua jam dari lokasi pembantaian pekerja jembatan PT Istaka Karya (Persero).

"Medannya cukup sulit, saat ini anggota masih berjaga-jaga dan sebagian melakukan penyisiran. Kita juga belum mendapat informasi tentang kondisi di sana sebab kesulitan jaringan komunikasi," ujarnya.

Dax menambahkan bahwa pihak TNI/Polri selama ini berupaya mengimbau KKSB untuk meletakkan senjata dan menyerah, tetapi imbauan itu tidak dihiraukan.

"Kita tidak mau kondisi seperti ini berlarut, namun imbauan kami tidak ditaati oleh kelompok ini. Ada yang mungkin sudah bergabung dengan NKRI tetapi kelompok tertentu masih beraksi dengan motif politik," tuturnya.

Seperti diketahui, kelompok separatis bersenjata juga melakukan pembunuhan terhadap 31 pekerja yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall.

Saat ini Pasukan gabungan TNI-Polri yang diberangkatkan dari Wamena dan  telah bergabung dengan Pos Yonif 755/Walet di Mbua. Jarak dari Distrik Mbua menuju Distrik Yigi sekitar 10 kilometer dan melalui medan jalan yang berat sehingga menjadi alasan mengapa tim baru dikirim pagi hari.

Untuk pengevakuasian korban, Dax menerangkan, rencananya para korban akan dievakuasi menggunakan helikopter siang ini. Mereka akan diterbangkan menuju Wamena. Namun, sambung dia, rencana itu masih bisa berubah tergantung kondisi cuaca di lokasi. (Albert Batlayeri)

Pemprov Papua Ajak Perempuan Tanam dan Olah Sagu Diminta Jadi Agenda Rutin

Posted: 04 Dec 2018 03:12 AM PST

Pemprov Papua Ajak Perempuan Tanam dan Olah Sagu Diminta Jadi Agenda RutinSENTANI, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua diimbau rutin menggelar program perempuan menanam, memelihara serta mengolah sagu, sekaligus mendorong pemanfaatannya pada sejumlah kabupaten penghasil.

Hal demikian disampaiakan Ketua TP PKK Provinsi Papua, Yulce Enembe disela-sela peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2018, di Kampung Ifale (Kehiran II), Distrik Sentani kabupaten Jayapura, Sabtu (1/12) pekan lalu.

Dalam kegiatan yang juga dirangkaikan dengan pencanangan gerakan perempuan tanam, pelihara dan olah sagu ini, Yulce menilai peran perempuan cukup penting dalam pemanfaatan salah satu bahan yang dapat diolah menjadi berbagai sumber makanan pokok masyarakat itu.

"Sebab sagu ini memiliki manfaat yang luarbiasa mulai dari daun hingga akar. Bahkan memiliki nilai jual yang cukup tinggi bila sudah diolah menjadi bahan makanan tertentu. Makanya, saya nilai program pemanfaatan sagu cukup penting jika dimaksimalkan, Sebab sagu ini bila dikembangkan akan memberi dampak perubahan ekonomi yang besar bagi masyarakat Papua," terang dia.

Dia katakan, PKK sebagai mitra pemerintah mendorong pencanangan perempuan menanam, memelihara dan mengolah sagu, sebab kegiatan itu langsung menyentuh serta melibatkan masyarakat, terutama kaum perempuan asli Papua.

Dimana hasil dari kegiatan tanam hingga olah sagu ini, mereka bisa mendapat peningkatan dari segi ekonomi. Program ini pun tercantum dalam 10 program pokok PKK, diantaranya pendidikan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Sehingga bila program seperti ini terus berjalan, saya yakin akan ada perubahan yang terjadi di tanah ini. Apalagi bila semua pihak dan stake holder terkait dapat bersinergis menyukseskan gerakan ini," terangnya.

Sebelumnya, selain menggelar peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia, turut dilaksanakan dimulainya Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GN-PDAS).

Kegiatan tersebut, diselenggarakan Dinas Kehutanan Provinsi Papua, kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura.

Kegiatan tersebut, juga diisi acara lomba kuliner berbahan dasar sagu yang melibatkan mama mama Papua (kelompok binaan PKK) dari setiap distrik yang ada di kabupaten Jayapura. Hadir dalam apel penanaman pohon ini, Kepala Dinas kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray beserta jajaran. (DiskominfoPapua)

DPR RI Kutuk Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jalan Trans Papua di Nduga

Posted: 04 Dec 2018 02:59 AM PST

DPR RI Kutuk Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jalan Trans Papua di NdugaJAKARTA, LELEMUKU.COM - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengaku prihatin dan mengutuk tindakan kelompok separatis bersenjata atas pembunuhan terhadap  31 orang pekerja di jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yal Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Ia turut menyatakan bela sungkawa kepada semua  keluarga pekerja yang dibunuh secara keji.

"Saya  meminta penegakan hukum dan kalau perlu terjunkan TNI jika dibutuhkan dan mendesak. Jangan ada sejengkalpun tanah Indonesia yang di bawah kendali Gerakan Separatisme dan melakukan kekejian terhadap rakyat Indonesia," tegas Kharis, Selasa (4/12).

Menurut legislator PKS ini, TNI dan BIN tentu sudah mempunyai data dan infomasi intelijen tetkait kasus tersebut, sehingga dapat menganalisis situasi dan kondisi di lapangan untuk mengambil langkah-langkah dan tindakan lain yang diperlukan. Tentu dengan kerja sama dan koordinasi dengan Kepolisian.

Menurutnya, insiden ini telah mencederai kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia menegaskan, setiap jengkal tanah Republik ini harus aman dari setiap rongrongan kelompok macam ini.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa keberingasan GSB ini juga harusnya membuka mata dunia agar proporsional melihat masalah di Papua.


"Dengan kejadian ini kita harap peran diplomasi terkait masalah Papua juga penting untuk lebih ditingkatkan. NKRI dan seluruh tanah air dari ujung timur sampai barat adalah wilayah kedaulatan yang wajib di hormati semua negara. Jangan sampai ada intervensi dalam masalah dalam negeri Indonesia," pungkas legislator dapil Jawa Tengah itu. (HumasDPRRI)

Penuntasan Pengerjaan Jalan Jayapura - Wamena Capai 95 Persen

Posted: 04 Dec 2018 01:55 AM PST


JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Papua memastikan pekerjaan pembangunan jalan Trans Papua dari Kota Jayapura ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah mencapai 95 persen.

Menurut Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Papua, Osman H. Marbun, sisa pekerjaan tinggal 154 kilometer yang masih dalam tahap pengerjaan. "Kita sedang berupaya menyelesaikan sebab antusiasme warga yang melewati jalan tersebut ternyata sangat tinggi. Hal demikian pun ikut menghambat proses penyelesaian pekerjaan.

"Sebab setiap hari pada jalan tersebut kan selalu ada kendaraan yang melewati," terang Osman Marbun disela-sela upacara Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) di Jayapura, Senin (3/12).

Dia katakan, dengan terbukanya jalan Jayapura – Wamena, sejumlah harga barang di Wamena dan Yalimo kini dipastikan telah turun. Dimana dari informasi dari masyarakat, selisihnya pun mencapai hingga Rp5.000. "Sebab sebelumnya kan barang itu dikirim lewat pesawat. Tentu kalau melawati jalan darat maka biaya angkutan jauh lebih murah," kata dia.

Diketahui, jalan trans Papua Jayapura-Wamena melewati delapan kabupaten, di wilayah Pengunungan Papua yakni Yalimo, Jayawijaya, Tolikara, Puncak Jaya, Puncak (Sinak-Ilaga), Lanny Jaya, Memberamo tengah dan Nduga sampai Mbua.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Terutama pembangunan jalan di luar Pulau Jawa demi mendorong pemerataan ekonomi.

Salah satunya di Provinsi Papua dan Papua Barat. Pembangunan jalan di Papua terbagi tiga kategori yaitu jalan nasional, jalan Trans Papua dan jalan paralel perbatasan Papua.

Dari ketiga kategori jalan tersebut, pembangunan jalan Trans Papua menjadi prioritas selama periode 2015-2019. Total panjang jalan Trans Papua 4.330 km sendiri ditargetkan tembus seluruhnya sampai akhir 2019. (DiskominfoPapua)

Kelompok Separatis Bersenjata Serang Pos Yonif Yalet di Mbua, 1 Tewas

Posted: 04 Dec 2018 12:49 AM PST

Kelompok Separatis Bersenjata Serang Pos Yonif Yalet di Mbua, 1 Tewas
KENYAM, LELEMUKU.COM - Sekitar 40 anggota kelompok separatis bersenjata menyerang pos TNI dari Batalyon Infantri (Yonif) 755/Yalet di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua pada Senin (3/12) sekitar pukul 18.00 WIT.

"Didapati informasi Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua juga diserang tadi malam. Sekitar 40 orang anggota KKSB, sementara pos di sana kekuatan 1 SST, yaitu sekitar 25 orang. Mereka bersenjata campuran, ada yang menggunakan senjata api dan panah," kata Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, Selasa (4/12).

Akibat dari serangan tersebut satu orang anggota tewas dan satu orang lainnya mengalami luka tembak. Siang ini, pasukan gabungan TNI-Polri yang diberangkatkan dari Wamena telah bergabung dengan Pos Yonif 755/Yalet di Distrik Mbua. Mereka bergabung sekitar pukul 14.00 WITA.

Dax menyampaikan, saat ini jenazah anggota yang tertembak masih berada di Pos Mbua. Rencananya sore harinya, jenazah akan dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya dengan menggunakan helikopter.

"Evakuasi dengan helikopter semua tergantung dengan cuaca sore ini dari Mbua ke Wamena. Besok rencananya kita akan siagakan 1 ssk lagi di lokasi kejadian," ujarnya.

Kata Dax, lokasi Pos TNI yang disergap KKSB ini berjarak 10 kilometer atau sekitar dua jam dari lokasi pembantaian pekerja jembatan PT Istaka Karya (Persero).

"Medannya cukup sulit, saat ini anggota masih berjaga-jaga dan sebagian melakukan penyisiran. Kita juga belum mendapat informasi tentang kondisi di sana sebab kesulitan jaringan komunikasi," ujarnya.

Dax menambahkan bahwa pihak TNI/Polri selama ini berupaya mengimbau KKSB untuk meletakkan senjata dan menyerah, tetapi imbauan itu tidak dihiraukan.

"Kita tidak mau kondisi seperti ini berlarut, namun imbauan kami tidak ditaati oleh kelompok ini. Ada yang mungkin sudah bergabung dengan NKRI tetapi kelompok tertentu masih beraksi dengan motif politik," tuturnya.

Seperti diketahui, kelompok separatis bersenjata juga melakukan pembunuhan terhadap 31 pekerja yang sedang mengerjakan proyek pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall.

Saat ini Pasukan gabungan TNI-Polri yang diberangkatkan dari Wamena dan  telah bergabung dengan Pos Yonif 755/Walet di Mbua. Jarak dari Distrik Mbua menuju Distrik Yigi sekitar 10 kilometer dan melalui medan jalan yang berat sehingga menjadi alasan mengapa tim baru dikirim pagi hari.

Untuk pengevakuasian korban, Dax menerangkan, rencananya para korban akan dievakuasi menggunakan helikopter siang ini. Mereka akan diterbangkan menuju Wamena. Namun, sambung dia, rencana itu masih bisa berubah tergantung kondisi cuaca di lokasi. (Albert Batlayeri)

Meski 31 Pekerja Dibantai di Nduga, Jokowi Tegaskan Lanjutkan Proyek Trans Papua

Posted: 04 Dec 2018 12:18 AM PST

Meski 31 Pekerja Dibantai di Nduga, Jokowi Tegaskan Lanjutkan Proyek Trans PapuaJAKARTA, LELEMUKU.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, meskipun ada dugaan penembakan terhadap 31 pekerja proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya (Persero) yang dilakukan oleh kelompok gerakan separatis bersenjata  di di dua sungai yakni, Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, pembangunan infrastruktur Trans Papua di Tanah Papua tetap akan dilanjutkan.

"Pembangunan infrastruktur di Tanah Papua tetap di lanjut, kita tidak akan tidak akan takut oleh hal-hal seperti itu," kata Presiden Jokowi kepada wartawan usai menghadiri Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) dan Persemian Pembukaan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi Tahun 2018, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (4/12) pagi.

Terkait kasus penembakan itu sendiri, Presiden mengingatkan, kejadiannya di Kabupaten Nduga, yang dulu memang warnanya merah.

"Saya pernah kesana. dan tadi pagi saya sudah perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk dilihat dulu, karena ini masih simpang siur," ujarnya.

Presiden mengingatkan, di Nduga itu tidak ada yang namanya sinyal handphone. Karena itu, peristiwa penembakan yang diduga dilakukan oleh KKB itu masih perlu dikonfirmasi dulu kesana, apakah betul kejadiannya seperti itu.

"Tapi memang kita tahu bahwa pembangunan di tanah papua itu memang medannya sangat sulit, medannya sangat sulit. Dan juga masih terdapat gangguan-gangguan keamanan seperti itu," sambung Presiden.

Mengenai penggunaan aparat TNI dalam pengamanan pembangunan di Papua, Presiden Jokowi menjelaskan, bahwa setiap pembangunan di Papua  itu dilakukan. Kalau di depan itu pasti dilakukan oleh TNI.

Saat ini tim gabungan dari Kepolisian Daerah (Polda) Papua dan Komando Daerah Militer (Kodam) 17 Cenderawasih masih menyelidiki informasi tentang pembunuhan terhadap 31 pekerja pada proyek yang sedang membangun jembatan

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H menyatakan personil gabungan TNI/Polri bersenjata lengkap sebanyak 2 grup telah diterjunkan untuk mengecek informasi tersebut dan melakukan evakuasi terhadap para korban, menindak tegas para pelak dan membebaskan 15 pekerja yang disandera.

"Memang benar terjadi dan sampai saat ini anggota kami masih melakukan penyelidikan untuk mengevakuasi serta mengejar para pelaku," terang dia pada Senin (3/12).

Sebelumnya diberitakan Lelemuku.com, sebanyak 31 orang pekerja pada proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya tewas ditembak mati oleh kelompok gerakan separatis bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak.

Kabar tentang pembantaian berdarah ini awalnya terungkap pada Senin (3/12) sekitar pukul 15.30 WIT melalui Radio SSB dari Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh Gereja di Distrik Yigi.

Dikatakan Kogoya, pada hari Sabtu (1/12) kelompok tersebut merayakan Upacara HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Yigi. Salah satu pekerja yang dipekerjakan oleh PT. Istaka Karya, perusahaan BUMN yang berkantor di Jakarta dan memiliki cabang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya tersebut melihat peristiwa itu dan mengambil Foto Upacara HUT OPM.

Hal ini menimbulkan kemarahan sehingga kelompok tersebut datang ke lokasi para pekerja dan membantai para korban tersebut. Selanjutnya dilaporkan bahwa para jenazah para korban masih di lokasi pembunuhan dan dan dijaga oleh kelompok bersenjata.

Pendeta Kogoya menyatakan sekitar 10 orang pekerja yang berhasil melarikan diri, 2 pekerja lainnya melarikan diri dan diselamatkan oleh warga di Distrik Mbua, sedangkan 8 orang lainnya melarikan diri ke Distrik Yal dan diselamatkan oleh Wakil Ketua I DPRD Nduga, Alimi Gwijangge selanjutnya diungsikan ke Distrik Koroptak guna diamankan dilokasi tersebut sambil menunggu bantuan.

Selanjutnya menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, awalnya sekitar 23 orang yang ditembak dengan peluru. Selanjutnya KKB kembali menembak mati 8 pekerja. Setelah menembak mati 31 pekerja, KKB kembali menyandera 15 pekerja lainnya. (Albert Batlayeri)

Aparat Selidiki Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jembatan Habema-Mugi di Nduga

Posted: 04 Dec 2018 12:00 AM PST

Tim Gabungan TNI Polri Selidiki Pembunuhan 31 Pekerja Proyek Jembatan Habema - Mugi di Nduga
JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Kepolisian Daerah (Polda) Papua menyatakan bersama Kodam 17 Cenderawasih masih menyelidiki informasi tentang pembunuhan terhadap 31 pekerja pada proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya (Persero) yang sedang membangun jembatan di dua sungai yakni, Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H membenarkan kejadian tersebut bahwa saat ini personil gabungan TNI/Polri bersenjata lengkap sebanyak 2 grup telah diterjunkan untuk mengecek informasi tersebut dan melakukan evakuasi terhadap para korban, menindak tegas para pelak dan membebaskan 15 pekerja yang disandera.

"Memang benar terjadi dan sampai saat ini anggota kami masih melakukan penyelidikan untuk mengevakuasi serta mengejar para pelaku," terang dia pada Senin (3/12).

Dikatakan bahwa informasi dari masyarakat terkait pembantaian para pekerja proyek itu terjadi pada hari Minggu (2/12) di Kali Yigi dan Kali Aurak.

Selanjutnya menurut Kamal dikatakan bahwa, Cahyo, Project Manager dari PT. Istika Karya menyatakan dirinya mendapat telepon dari nomor John, Koordinator Lapangan pada pengerjaan proyek pembangunan 4 jembatan pada 4 sungai sepanjang jalan proyek dari Habema ke Mugi diantaranya Kali Aurak, Kali Umtlat, Kali Yigi dan Kali Nigidirik di Distrik Yigi.

"Pak Cahyo mendapat telepon dari nomor yang biasa dipegang oleh Bapak Jhoni selaku Koordinator lapangan PT. Istika Karya pengerjaan proyek pembangunan jembatan Habema-Mugi akan tetapi Bapak Cahyo tidak paham dengan maksud pembicaraan orang yang menelepon tersebut dan merasa curiga," ujar dia.

Dikatakan ada 1 mobil bak terbuka dengan merk Strada yang membawa 15 orang pekerja proyek dari PT Istaka Karya. Namun sampai saat ini mobil dan orang-orangnya belum kembali ke Wamena. Mereka kemudian mendapat informasi bahwa para pekerja telah meninggal dunia akibat ulah dari OTK.

"Mendapati informasi tersebut, personil gabungan Polri dan TNI yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayawijaya AKP. R.L. Tahapary bergerak dari Wamena menuju Distrik Yigi Kabupaten Nduga. Namun saat tiba di kilometer 46, tim bertemu dengan salah 1 mobil dari arah Distrik Bua dan menyampaikan untuk tim segera balik karena jalan di blokir oleh Kelompok Kriminal Bersenjata," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan Lelemuku.com, sebanyak 31 orang pekerja pada proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya tewas ditembak mati oleh kelompok gerakan separatis bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak.

Kabar tentang pembantaian berdarah ini awalnya terungkap pada Senin (3/12) sekitar pukul 15.30 WIT melalui Radio SSB dari Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh Gereja di Distrik Yigi.

Dikatakan Kogoya, pada hari Sabtu (1/12) kelompok tersebut merayakan Upacara HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Yigi. Salah satu pekerja yang dipekerjakan oleh PT. Istaka Karya, perusahaan BUMN yang berkantor di Jakarta dan memiliki cabang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya tersebut melihat peristiwa itu dan mengambil Foto Upacara HUT OPM.

Hal ini menimbulkan kemarahan sehingga kelompok tersebut datang ke lokasi para pekerja dan membantai para korban tersebut. Selanjutnya dilaporkan bahwa para jenazah para korban masih di lokasi pembunuhan dan dan dijaga oleh kelompok bersenjata.

Pendeta Kogoya menyatakan sekitar 10 orang pekerja yang berhasil melarikan diri, 2 pekerja lainnya melarikan diri dan diselamatkan oleh warga di Distrik Mbua, sedangkan 8 orang lainnya melarikan diri ke Distrik Yal dan diselamatkan oleh Wakil Ketua I DPRD Nduga, Alimi Gwijangge selanjutnya diungsikan ke Distrik Koroptak guna diamankan dilokasi tersebut sambil menunggu bantuan.

Selanjutnya menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, awalnya sekitar 23 orang yang ditembak dengan peluru. Selanjutnya KKB kembali menembak mati 8 pekerja. Setelah menembak mati 31 pekerja, KKB kembali menyandera 15 pekerja lainnya. (Albert Batlayeri)

31 Karyawan PT Istaka Karya Tewas Dibantai di Nduga, 15 Disandera

Posted: 03 Dec 2018 11:15 AM PST

31 Karyawan PT Istaka Karya Tewas Dibantai di Nduga, 15 Disandera
KENYAM, LELEMUKU.COM - 31 orang pekerja pada proyek jembatan Habema-Mugi dari PT Istaka Karya (Persero) tewas ditembak mati oleh kelompok gerakan separatis bersenjata di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua pada Minggu (2/12).

Menurut informasi yang dihimpun Lelemuku.com, kabar tentang pembantaian berdarah ini awalnya terungkap pada Senin (3/12) sekitar pukul 15.30 WIT melalui Radio SSB dari Pendeta Wilhelmus Kogoya, tokoh Gereja di Distrik Yigi.

Dikatakan Kogoya, pada hari Sabtu (1/12) kelompok tersebut merayakan Upacara HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Yigi. Salah satu pekerja yang dipekerjakan oleh PT. Istaka Karya, perusahaan BUMN yang berkantor di Jakarta dan memiliki cabang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya tersebut melihat peristiwa itu dan mengambil Foto Upacara HUT OPM.

Hal ini menimbulkan kemarahan sehingga kelompok tersebut datang ke lokasi para pekerja dan membantai para korban tersebut. Selanjutnya dilaporkan bahwa para jenazah para korban masih di lokasi pembunuhan dan dan dijaga oleh kelompok bersenjata.

Pendeta Kogoya menyatakan sekitar 10 orang pekerja yang berhasil melarikan diri, 2 pekerja lainnya melarikan diri dan diselamatkan oleh warga di Distrik Mbua, sedangkan 8 orang lainnya melarikan diri ke Distrik Yal dan diselamatkan oleh Wakil Ketua I DPRD Nduga, Alimi Gwijangge selanjutnya diungsikan ke Distrik Koroptak guna diamankan dilokasi tersebut sambil menunggu bantuan.

Selanjutnya menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, awalnya sekitar 23 orang yang ditembak dengan peluru. Selanjutnya KKB kembali menembak mati 8 pekerja. Setelah menembak mati 31 pekerja, KKB kembali menyandera 15 pekerja lainnya.

Menanggapi hal ini, Kapolda Papua Irjen Pol Martua Sormin mengatakan, saat ini 2 grup tim gabungan dari TNI-Polri bersenjata lengkap sudah diterjunkan untuk mengejar KKB dan membebaskan 15 pekerja yang disandera. (Albert Batlayeri)