Thursday, September 19, 2019

9:17 AM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pesawat Twin Otter Carpediem Memuat 1,7 Ton Beras, Hilang di Puncak. Pesawat Twin Otter Carpediem Memuat 1,7 Ton Beras, Hilang di PuncakTIMIKA, LELEMUKU.COM - Pesawat Twin Otter DHC6-400 Nomor register, PK-CDC, milik milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri dengan Rute Timika-Ilaga-Timika mengalami lost contact atau hilang jejak sekira pukul 10.53 atau 10 menit sebelum mendarat di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua pada Rabu (18/09/2019).

Pesawat yang sedang mengangkut cargo beras bulog dengan jumlah mencapai 1,7 ton tersebut diawaki oleh pilot Dasep, Co Pilot Yudra, enginer Ujang dan seorang penumpang Bharada Hadi.

Kepala UPBU Mosez Kilangin Timika Ambar Suryoko mengatakan, pihaknya menerima laporan terjadi lost contact pesawat Twin Otter DHC6-400 Nomor register, PK-CDC, milik milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri Type dengan rute Timika Ilaga Timika.

"Hari ini tanggal 18 September kami menerima informasi dari pihak Airnav telah lost contact pesawat milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri Type Twin Otter DHC6-400, Noreg PK-CDC, Rute Timika Ilaga Timika," kata Ambar saat menggelar konferensi pers di kantor UPBU Mosez Kilangin Mimika, Rabu (18/09/2019).

Ia menjelaskan, Saat ini terjadi lost contact, pihak UPBU dan Airnav telah berkoordinasi dengan pihak kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, TNI-AY dan Satuan Radar 243/Mimika untuk melakukan pencarian aplikasi jatuhnya pesawat.

"Airnav juga sudah melaporkan kepada Basarnas kemudian ke Satuan Radar," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama Flight Support Ilham dari PT Carpediem Aviasi Mandiri mengatakan, Pesawat tersebut take off dari Bandara Mosez Kilangin dengan misi pengiriman logistik beras sebanyak 1,7 ton dan terdapat satu penumpang atas nama Bharada Hadi yang diestimasikan 10 menit tiba di bandara Ilaga.

"Jadi kita take off pukul 01.35 dari Timika menuju Ilaga dengan muatan beras bulog sama satu penumpang dari Brimob menuju Ilaga, 10 menit lagi sampai di Ilaga," kata Ilham.

Ilham menjelaskan, pesawat naas tersebut melakukan tiga kali penerbangan dalam sehari dengan rute Timika-Ilaga-Timika, Timika-Mulia-Timika dan Timika-Ilaga-Timika dengan waktu istirahat selama 20 menit dengn kondisi pesawat yang siap terbang dan didukung oleh kondisi cuaca yang baik.

Pasca kejadian pihak Carpediem mengirimkan satu pesawat dari Nabire untuk membantu melakukan pencarian terhadap pesawat naas tersebut.

"Dari pihak kami sudah membawa satu pesawat dari Nabire untuk membantu pencarian, itu flight ketiga, jadi penerbangan pertama dari Timika Ilaga Timika, Timika Mulia Titik, dan ketiga Timika Ilaga dengan istirahat sekitar 20 menit," jelasnya.

Sementara ditanya terkait jumlah kapasitas. Kata Ilham, muatan beras seberat 1,7 ton atau 1720 kilogram itu  sudah sesuai standar penerbangan pada pesawat yang  baru beroperasi melayani penerabangan perintis ke wilayah pedalaman Papua sejak 1 tahun lalu itu .

"Untuk kapasitas muatan itu 1,72 ton, jadi kita under 2 kilo jadi 1,7 saja kita bawa dan itu masih memenuhi standar ini program carter dari Bulog," terangnya.

Sementara itu, Kepala Airnav Cabang Timika Andi Nurmansyah mengatakan, terjadi lost contact melakukan penerbangan dari Timika pukul 10.36, atau pukul 10.36, dan diperkirakan tiba di bandara Ilaga pukul 02.09 atau 11.09, dan airborn 01.33 estabilsed contact 01.54  dan estimasi waktu tiba di Ilaga 02.09.

Dari data yang didapat, di perkirakan ada pada 16 DME 040 Radial dari Timika dan 28 Notical Mile 053 elevasi 7 ribu diikuti oleh pesawat Jhonlin PK JBC.

Saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Arnav pusat, Airnav Sentani dan otoritas bandara wilayah 10 untuk membantu melacak keberadaan pesawat naas tersebut.

"Sementara kita masih berkoordinasi dengan pihak otoritas baik dari Airnav pusat, Airnav Sentani maupun otoritas bandara udara wilayah 10," kata Andi. (Ricky Lodar)