Monday, September 21, 2020

8:18 PM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Bandara Internasional Sentani Berubah Nama Menjadi Bandara Theis Hiyo Eluway pada 20 Oktober 2020.
Bandara Internasional Sentani Berubah Nama Menjadi Bandara Theis Hiyo Eluway pada 20 Oktober 2020.lelemuku.com.jpg

JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan pada 20 Oktober 2020 mendatang, dirinya bakal meresmikan perubahan nama Bandara  Internasional Sentani atau Sentani International Airport (SIA) diganti dengan nama Bandara Theis Hiyo Eluay.

Dikatakan penamaan Theis Eluay tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada salah satu tokoh kharismatik Papua tersebut, yang juga sebagai tokoh masyarakat adat Sentani, Kabupaten Jayapura serta pemilik hak ulayat tanah di bandara.

Penamaan ini dilakukan bersamaan dengan acara peresmian venue Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 dan pengumuman jumlah Orang Asli Papua (OAP) untuk kemudian disejahterakan melalui program kerja OPD di provinsi, kabupatan dan kota.

Hal ini sebelumnya telah diusulkan Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) Dewan Perwakilan rakyat Papua (DPRP) yang mengharapkan Pemprov Papua dapat mewujudkan hal ini.

“Usulan pergantian nama Bandara Sentani dengan nama Bandara Theis H Eluay tidak lain untuk menghormati Theis Hiyo Eluay sebagai salah satu tokoh kharismatik Papua  yang sangat dihormati oleh orang Papua sekaligus merupakan salah satu tokoh masyarakat adat Sentani selaku pemilik hak ulayat tanah bandara, ” Tegas Ketua Bapemperda DPRP Ignasius W Mimin,S.Sos kepada Humas DPRP, Kamis, (20/06/2019)

Dikatakan Mimin bahwa perubahan nama bandara sentani tidak ada muatan politik, tapi semata-mata sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada masyarakat adat sentani.

”Tidak ada muatan Politik dan lain sebagainya, ini semata – mata untuk menghargai hak masyarakat adat sentani. Kalau Stadion Utama Kampung Harapan diberi nama Stadion Lukas Enembe maka tidak salah jika bandara sentani kita usulkan diganti dengan nama Theis Hiyo Eluay sebagai bentuk penghormatan kepada beliau sebagai salah tokoh masyarakat adat sentani tetapi juga tokoh pejuang politik orang Papua yang kemudian melahirkan UU 21/2001 tentang Otonomi Khusus bagi Papua, ” Ucapnya.

Lebih jauh dikatakan Politisi Partai Golkar Papua ini bahwa usul perubahan  nama Bandara Sentani ini juga lantaran ingin seperti daerah lain dimana nama bandara identik dengan wilayah setempat dan pada umumnya mengambil nama tokoh lokal dimana bandara itu berada.

”Dimana-mana nama bandara itu identik dengan daerah dan nama tokoh lokal daerah tersebut. kita liat Bandara Timika diberi nama Moses Kilangin Airport, Bandara Nabire Douw Aturure, Bandara Serui Stevanus Rumbewas,  Bandara Biak Frans Kaisepo, Bandara Sorong Domine Eduard Osok dan lain sebagainya,” Umbar Mimin.

Terkait dengan perubahan nama Bandara, lanjut Mimin, mengingat usul perubahan nama Bandara itu merupakan kewenangan gubernur maka untuk merealisasikan keputusan perubahan nama bandara ini perlu ada sebuah payung hukum berupa peraturan daerah.

”Gubernur punya kewenangan untuk merubah nama Bandara. Untuk itu, atas nama Ketua Bapemperda saya mengusulkan perubahan nama dan luarbiasa direspon baik oleh seluruh Anggota Bapemperda, untuk itu dalam waktu dekat, Bapemperda akan menyiapkan draft Raperdasi tentang Perubahan Nama Bandara Sentani menjadi Bandara Theis Hiyo Eluay sebagai usul inisiatif DPRP. Sehingga diharapkan dengan lahirnya Perdasi tersebut, gubernur bisa mengeluarkan surat  keputusan perubahan nama bandara Sentani,” Pungkasnya. (Albert Batlayeri)