Wednesday, October 7, 2020

1:18 PM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pansus Kemanusiaan DPRP Desak Paulus Waterpauw dan Herman Asaribab Tuntaskan Kasus Yeremia Zanambani.
Pansus Kemanusiaan DPRP Desak Paulus Waterpauw dan Herman Asaribab Tuntaskan Kasus Yeremia Zanambani.lelemuku.com.jpg

JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Kasus Penembakan terhadap seorang hamba Tuhan Pdt.Yeremia Zanambani, S. Th di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya pada Sabtu (19/9/2020) terus mendapat perhatian serius dari DPRP. Jika sebelumnya Wakil Ketua I DPR Papua DR. Yunus Wonda, SH. MH dan Anggota Komisi I DPR Papua Laurenzus Kadepa menyoroti insiden kasus penembakan yang terjadi berturut-turut selama sepekan di Kabupaten Intan Jaya, hingga rakyat sipil jadi korban, Panitia Khusus (Pansus) Kemanusiaan DPRP juga mendesak Kapolda Papua dan Pangdam XVII/ Cenderawasih segera mengusut secara tuntas pelaku penembakan terhadap Pdt Yeremia Zanambani.

Ketua Pansus Kemanusiaan DPR Papua menyampaikan bahwa apabila ada orang yang mengatakan bahwa korban penembakan Pdt. Yeremia Zanambani diduga salah sasaran, lantaran saat itu terjadi operasi militer di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, itu perlu dilihat kembali kebenarannya.

“Jadi kalau dikatakan Pendeta ini ditembak salah sasaran, perlu dilihat kebenarannya. Karena tidak mungkin sekali, jika melihat lokasi tempat tinggal dan tempat bekerja dari Pendeta ini tidak jauh dengan pos TNI. Sehingga sangat tidak mungkin kalau ada yang mengatakan Pendeta itu tertembak karena salah sasaran. Seharusnya kan mereka sudah tahu siapa bapak pendeta ini,” Tegas Feryana Wakerkwa didampingi Wakil Ketua Pansus, Namantus Gwijangge dan beberapa anggota Pansus Kemanusiaan DPR Papua yakni, Paskalis Letsoin, Emus Gwijangge dan Las Nirigi saat menggelar jumpa pers di Hotel Horison Kotaraja, Selasa (22/9/2020).

Dikatakan Politisi PAN Papua ini bahwa menyikapi rentetan Kasus Penembakan di Intan Jaya ini, Pansus Kemanusian DPRP dengan tegas meminta kepada negara baik pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Gubernur, DPRP, dan MRP untuk menanggapi peristiwa ini secara serius dan segera memerintahkan Kapolda Papua dan Pangdam untuk mengusut tuntas para pelaku penembakan terhadap Pdt. Yeremia Zanambani dan memberikan hukuman yang setimpal sesuai perbuatannya. 

“Jika tidak, kami pastikan bahwa kasus – kasus kemanusian menghilangkan nyawa manusia Papua, yang terjadi baik dengan sengaja, maupun tidak sengaja, atas nama kepentingan negara di Papua akan tetap terjadi terus menerus, tanpa satu pun kasus yang diselesaikan,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakan Feryana bahwa jika memang Pemerintah Republik Indonesia ingin agar orang Papua bangga menjadi bagian dari warga Negera Indonesia, maka setidaknya perlakukanlah orang Papua selayaknya dengan orang Indonesia lainnya, 

“Dan ketika perlakuan pembunuhan itu masih saja terus terjadi, maka rasa cinta kami terhadap Indonesia bisa hilang, sama dengan mereka. Sekalipun kami pakai Garuda di dada, pasti kami merasakan hal yang sama. Jadi kami berharap pelaku ini dibawa ke rana hukum untuk di proses secara hukum. Supaya tidak terjadi lagi pembunuhan terus menerus diatas tanah ini,” harapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Pansus DPR Papua, Namantus Gwijangge menyatakan belasungkawa dan turut prihatin atas rentetan kejadian pembunuhan dan penembakan di Kabupaten Intan Jaya, 

”Kami menyampaikan keprihatinan dan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban, semoga keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan dan kekuatan,” Beber Gwijangge.

Dikatakan Gwijangge bahwa peristiwa demi peristiwa penembakan di Papua pada umumnya dan khususnya di Intan Jaya mestinya tidak perlu terjadi jika pola penanganan keamanan lebih mengedepan pendekatan kemanusiaan.

”Kami minta Presiden Jokowi segera evaluasi dan mengubah pola penanganan keamanan di Papua, penanganan keamanan di Papua harus lebih mengedepankan pemdekatan kemanusiaan,” Pintanya. 

Presiden lanjut Namantus harus memberikan perintah dan arahan yang tegas kepada aparat keamanan TNI/Polri yang bertugas di daerah – daerah konflik untuk mengutamakan pendekatan kemanusiaan dalam melakukan penegakan keamanan. 

“Kasus penembakan ini semesti tidak terjadi kalau semua pihak bisa menahan diri dengan melakukan penahanan atau cara lainnya. Tetapi karena keilapan dan terlalu marah dan terlalu brutal sehingga insiden ini terjadi. Sebenarnya hal ini tidak seharusnya terjadi dan ini yang sangat kami sayangkan,” ungkapnya

Lebih jauh dikatakan Politisi Perindo bahwa seharusnya ketika ada tindakan-tindakan seperti ini, harus ada konfirmasi kepada pimpinan yang ada di wilayah Papua. Karena mereka yang setengah mati mempertahankan keamanan di Papua.

“Jadi mereka yg ditugaskan langsung dari pusat, mulai dari sekarang seharusnya berkoordinasi dengan baik dengan yang bertugas di Papua dalam hal ini Pangdam dan Kapolda. Supaya pendekatan yang selama ini mereka bangun itulah yang dilakukan, karena itu jauh lebih baik,” tandas Gwijangge.

Anggota Pansus Kemanusiaan DPR Papua lainnya Paskalis Letsoin,SH.,MH mengatakan bahwa kasus ini penembakan Pdt Yeremia masih simpang siur, sebab dari pihak TNI/ Polri menyatakan mereka bukan pelaku dari penembakan pendeta itu. Begitu pun sebaliknya dari pihak yang bersebrangan lewat juru bicaranya Semi Sabon mengatakan mereka juga bukan pelakunya. 

Oleh sebab itu, lanjut Paskalis Letsoin pihaknya akan turun kelokasi untuk melihat secara langsung dan mengumpulkan data-data serta bukti – bukti yang akurat soal kasus penembakan Pdt Yeremia Zanambaniz. 

“Pada prinsipnya dasarnya kami berharap kedua bela pihak, baik TNI/ Polri dan kelompok yang bersebrangan ini bisa menahan diri. Kami tidak mau, ada korban masyarakat yang mati sia – sia. Apalagi yang jadi korban seorang hamba Tuhan yang kerjanya melayani Tuhan dan sesama,” ujar Politisi PDIP ini.

Tak jauh berbeda dengan Anggota Pansus Kemanusiaan lainnya, Anggota Pansus Kemanusiaan DPRP Emus Gwijangge,ST mengatakan bahwa Pansus membutuhkan data yang akurat guna mengungkap dan menyelesaikan kasus ini. 

“Sekalipun beritanya kami sudah lihat di sejumlah media maupun di Medsos yang sudah menyebar luaskan kejadian itu, tetapi kami Pansus Kemanusiaan juga butuh data yang akurat, sehingga kami Tim akan bergerak turun lakukan investigasi di lapangan untuk memastikan siapa pelaku sebenarnya, “tekannya.

Apalagi lanjut Politisi Partai Demokrat Papua ini, Pansus Kemanusiaan DPRP sampai saat ini juga belum tahu siapa pelaku sebenarnya, sebab ada kelompok-kelompok lain yang saling lempar, sehingga sebagai wakil rakyat merasa pentuing untuk turun lapangan melakukan investigasi.

” Kami Pansus akan segera turun lapangan untuk lakukan Investigasi,” bebernya. 

Tak jauh berbeda dengan Anggota Pansus Kemanusiaan lainnya, Las Narigi juga minta agar pelaku penembakan segera diungkap dan diproses secara hukun.

“Kasus ini harus segera diungkap dan proses secara hukum, jangan kasih kabur. Kami tidak menerima hamba-hamba Tuhan terus menjadi korban. Jadi pihak aparat dalam hal ini TNI/Polri harus turun ke lapangan untuk selesaikan konflik ini,”Tutupnya (HumasDPRP)