Wednesday, October 17, 2018

8:53 PM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Elisa Kambu Ajak Masyarakat Tanimbar dan Asmat Pelihara Keberagaman.

Elisa Kambu Ajak Masyarakat Tanimbar dan Asmat Pelihara Keberagaman


Elisa Kambu Ajak Masyarakat Tanimbar dan Asmat Pelihara Keberagaman

Posted: 17 Oct 2018 12:43 AM PDT

Elias Kambu Ajak Masyarakat Tanimbar dan Asmat Pelihara Keberagaman
ARUI BAB, LELEMUKU.COM – Bupati Asmat, Provinsi Papua, Elisa Kambu, S.Sos mengajak seluruh masyarakat Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara barat (MTB), Provinsi Maluku dan masyarakat Asmat untuk terus memelihara keberagaman yang menjadi ciri khas dari Bangsa Indonesia.

"Mari kita sepakat bahwa Indonesia hakekatnya adalah keberagaman. Keberagaman ini wajib kita pelihara. Di republik ini kita tidak boleh memberi tempat kepada siapapun orangnya yang datang dengan cara apapun ingin untuk memecah keutuhan NKRI, yang kita cintai bersama," ajak dia saat menyampaikan sambutan di Pesta 25 Tahun Tahbisan Imamat dari Pastor Bavo Felndity, Pr di Gereja Hati Kudus Arui Bab, Kecamatan Wertamrian pada Minggu (14/10).

Bupati Kambu mengatakan Indonesia telah dihadirkan oleh Tuhan identik dengan keberagaman yang patut dipelihara, yaitu kekayaan beragam suku bangsa, berbagai pulau, berbagai latar belakang, adat istiadat dan agama, namun tetap satu di dalam bingkai Negara Indonesia.

Ia mengharapkan dengan perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing daerah, Khususnya di Kepulauan Tanimbar dan tanah papua dapat terus terjalin dalam persaudaraan yang rukun untuk mencapai Satu Indonesia yang dicita-citakan bersama.

"Kita datang dari berbagai suku bangsa, pulau, latar belakang, warna kulit, rambut, agama yang beda-beda tetapi kita tetap satu. kita bangga punya indonesia, kita bangga juga punya Tuhan Yesus karena hanya ada di dalam Tuhan Yesus kita bisa menjadi satu," harap Bupati Kambu. (Laura Sobuber)

Elisa Kambu Minta Pastor Bavo Felndity Semangat Layani Masyarakat Asmat

Posted: 17 Oct 2018 12:34 AM PDT

Elisa Kambu Minta Pastor Bavo Felndity Semangat Layani Masyarakat Asmat
ARUI BAB, LELEMUKU.COM –  Bupati Asmat, Provinsi Papua, Elisa Kambu, S.Sos meminta Pastor Bavo Felndity, Pr tetap maju dan semangat dalam melayani pekabaran injil bagi orang Papua, khususnya masyarakat Asmat di 4 Distrik atau Kecamatan, diantaranya Distrik Fayit, Distrik Safan, Distrik Atsy, Distrik Betchbamu.

"Selamat untuk 25 tahun perak pelayanan dari pastor Bafo, terima kasih sudah menginspirasi kami, pastor meninggalkan Tanimbar ke Papua dan hari ini kita bersama-sama ada di Arui Bab. Patut bagi kita bersyukur dan berterima kasih, Kami minta tetaplah maju dan semangat dalam melayani pekabaran injil di Asmat," pinta bupati saat menyampaikan sambutan di Pesta 25 Tahun Tahbisan Imamat dari Pastor Bavo Felndity, Pr di Gedung Gereja Katolik Stasi Hati Kudus Arui Bab, Kecamatan Wertamrian pada Minggu (14/10).

Bupati Kambu mengatakan pengabdian yang diberikan oleh pastor Bavo dalam melayani dan mencurahkan seluruh perhatian bagi masyarakat Asmat dari tahun 1993 hingga 2018 ini bukan karena hebat dan kemampuan Pastor Bavo sendiri melainkan karena berkat dan karunia dari Tuhan, yang telah memilih salah satu putra terbaik dari Desa Arui Bab tersebut untuk terus  pelayanan di tengah keterbatasan di Kabupaten tersebut.

"Hingga saat ini Pastor melayani umat di Asmat bukan karena keputusan yang diambil tetapi Tuhanlah yang memberi pilihan itu, seperti kutipan Firman Tuhan di dalam Yohanes 15:16, Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akuah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu pegi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu," katanya.

Orang nomor satu di Asmat itu menegaskan jika hingga saat ini banyak orang Papua yang berhasil dan mampu memimpin daerahnya sendiri itu tidak terlepas dari peran para Pekabar Injil  terdahulu, yaitu dari  Maluku dan Sulawesi Utara hingga saat ini diikuti oleh oleh pastor Bavo.

"Hari ini orang Papua bisa berdiri dan berbicara itu karena pelayanan dari para pejuang-pejuang kita terdahulu, yang lebih banyak dari Maluku tenggara, Tanimbar, Sulawesi Utara. Hasil itulah sekarang orang Papua adalah buah dari injil itu. Terima kasih khusus untuk paroki yang dapat mempersembahkan Pastor Bavo untuk melayani Tuhan dan jadi alat untuk kami di Asmat. Mari kita tepuk tangan untuk Tuhan kita," tegas dia.

Bupati Elisa Kambu pun berterima kasih kepada Pemerintah daerah (Pemda) MTB dan seluruh masyarakat Arui Bab atas penerimaan tulus dan memohon maaf jika terdapat sikap atau perilaku yang kurang berkenan dari masyarakatnya selama di Desa tersebut, yaitu dari Kamis (28/9) hingga Rabu (17/10).

Ia mengakui dirinya dan masyarakat Asmat akan tetap mendoakan masyarakat Tanimbar agar selalu diberkati dan sukses selalu dan berharap hubungan persahabatan dan persaudaraan antar Kabupaten yang sudah terjalin tersebut dapat berkelanjutan.

"Kami tahu banyak hal yang sudah dilakukan oleh lingkungan disini dan Pemda di daerah ini untuk masyarakat kami. Doa dari tmnpat inilah yang menjadikan Pastor Bavo sehingga hari ini masuk 25 tahun melayani di Asmat. Untuk itu atas nama umat masyarakat Asmat, kami ucap banyak terima kasih dan penghargaan yang luar biasa kepada tempat ini. Kami tidak bisa membalas hanya doa, kiranya Tuhan berkenan menyiapkan semua ini untuk kita nikmati bersama-sama," harap Bupati Kambu. (Laura Sobuber)

Wairon, Perahu Tradisional Biak Sandar Di Dok II Jayapura

Posted: 16 Oct 2018 06:32 PM PDT

Wairon, Perahu Tradisional Biak Sandar Di Dok II JayapuraJAYAPURA, LELEMUKU.COM - Perahu tradisional dari suku Biak (Wairon), sandar di Pantai Dok II Jayapura, tepatnya di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua, Selasa (2/10) petang.

Perahu tersebut tiba sekitar pukul 09.30 Wit, dimana rombongan langsung disambut Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Hery Dosinaen, bersama masyarakat dan ASN.

"Ini sebuah kehormatan bagi kami karena kedatangan masyarakat dengan perahu tradisional 'Wairon', di Jayapura, dengan sembilan krunya. Apalagi mereka sudah mengarungi perjalanan di laut selama delapan hari perjalanan dari Kabupaten Biak," terang Wagub Klemen Tinal saat menjemput perahu tradisional Biak tersebut.

Perahu tradisional Biak Wairon sebelumnya bertolak dari  Kampung Mokmer, Biak Numfor pada  hari Jumat (28/9) lalu, dengan dipimpin Kapitarau atau Nahkoda Denis Koibur bersama tujuh awak  sebagai Man Babores (pendayung).

Denis Koibur sendiri, merupakan pencetus dan pembuat Wairon bersama pemuda lainnya di Kampung Mokmer, Biak  Numfor.

Wagub Klemen pada kesempatan itu, tak lupa mengapresiasi para pemuda Biak yang menyalurkan kreativitasnya dengan melakukan pelayaran dengan perahu tradisional. Apa yang dibuat itu juga, seperti mengulang sejarah yang pernah dilakukan oleh pada leluhur Biak sekitar 100 tahun lalu.

"Sehingga apa yang kembali dilakukan oleh anak-anak muda dari Biak ini sungguh membanggakan. Karena Wairon ini adalah perahu dagang tradisional Suku Byak (Biak)  yang pada zaman dahulu dipakai untuk berdagang menelusuri Teluk Cenderawasih. Tak ketinggalan pantai utara dari Mnu Kwar (Manokwari) sampai ke Sorong dan terus ke Ternate maupun Tidore dalam rangka memberi upeti kepada Sultan Tidore."

"Gelar –gelar itu kemudian  dipakai oleh orang Biak sebagai marga/keret, antara lain Sangaji (Sanadi), Kapitan Laut (Kapitarau), Mayor, Jurubahasa (Urbasa), Dimara, dan lain-lain. Sehingga apa yang dilakukan oleh mereka kali ini juga merupakan kebangkitan budaya Papua," ucap dia.

Sementara Nahkoda Wairon, Denis Piet Hein Koibur bersyukur telah tiba dengan selamat di Jayapura di atas Tanah Tabi ini.

Menurut dia, delapan hari waktu perjalanan sebenarnya dirasakan cukup lama karena kondisi perahunya kurang baik sehingga mereka harus singah di beberapa pulau terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanan.

"Yang pasti perjalan ini baru pertama kali kami lakukan sejak 100 tahun lalu. Memang selama ini hami hanya lakukan perjalanan di seputaran pulau pulau yang ada di Biak saja, hanya saja dirinya bersama rekan kru yang lainnya tetap optimis bisa menempuh ke Jayapura."

"Dan Puji Tuhan kita bisa sampai disini dengan keadaan yang sehat walafiat," ujarnya.

Diketahui, usai menjemput seluruh awak Wairon, pertemuan diakhiri dengan makan siang bersama. (DiskominfoPapua)

Doren Wakerkwa Warning SKPD Provinsi Papua dengan Daya Serap Rendah

Posted: 16 Oct 2018 07:21 AM PDT

Doren Wakerkwa Warning SKPD Provinsi Papua dengan Daya Serap Rendah
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Asisten Bidang Pemerintah Sekda Papua, Doren Wakerkwa, SH kembali mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua agar dapat menjadi perhatian serius terhadap daya serap anggaran.

"Serapan APBD 2018 kurang maksimal, kepala dinas dan kepala badan tolong ini menjadi perhatian," tegas Doren Wakerkwa dalam arahannya pada apel pagi di halaman Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura, Senin (15/10).

Menurutnya, masih minimnya daya serap SKPD ini, disebabkan beberapa faktor seperti pekerjaan fisik di lapangan belum berjalan maksimal. Hal ini yang menyebabkan daya serap masih dibawah standar, oleh karena itu kepala dinas terkait dapat melakukan evaluasi dengan baik secara internal.

"Kepala SKPD harus mempresentasikan semua kegiatan dinas yang saudara laksanakan dalam evaluasi monitoring meja," tandasnya.

Sebelumnya, Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesra Sekda Papua, Noak Kapisa mengungkapkan, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua diminta meningkatkan kinerja, pasalnya sampai saat ini daya serap anggaran rendah.

"Kita sekarang ada di triwulan ketiga. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, daya serap masih rendah baik APBD maupun APBN," bebernya.

Untuk APBN, kata Noak Kapisa, daya serap untuk APBD masih sangat rendah atau masih dibawah 50 persen sekitar 27 sampai 29 persen. "Diminta kepada semua SKPD agar konsen dalam meningkatkan kinerja," tegasnya.

Ia berharap program besar seperti pembangunan fisik dan administrasi keuangan itu harus rapi. Artinya, proyek pembangunan di lapangan itu harus sinkron antara penggunaan dana dan wujud fisik pembangunan.

"Terlebih, kita sekarang ketat dalam penggunaan anggaran yang memang sejatinya pun harus dilakukan secara disiplin. Makanya, perhatian ini yang harus menjadi catatan seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Papua, dalam hal proyek pembangunan maupun pelayanan kemasyarakatan," jelasnya.

Namun dirinya percaya para kepala SKPD dapat meningkatkan kinerja dengan baik, dengan harapan penyerapan anggaran dapat memuaskan.

"Tentunya para kepala SKPD memberikan perhatian serius terhadap daya serap tersebut," pungkasnya.  (diskominfoPapua)

Lukas Enembe Nilai Perempuan Papua Rentan TB Paru

Posted: 16 Oct 2018 06:45 AM PDT

Lukas Enembe Nilai Perempuan Papua Rentan TB ParuJAYAPURA, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH  menyatakan perempuan di Provinsi Papua menjadi yang paling rentan terinveksi TB paru, dimana ibu rumah tangga menjadi yang terbesar.

Hal ini diungkapkan dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas P3AKB Papua Anike Rawar, pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengarusutamaan Gender/Perencanaan dan Pengangaran yang Responsif Gender dalam Pencegahan dan Pengendalian TB Paru serta HIV/AIDS 2018, di Jayapura, Senin (15/10).

"Isu gender perlu mendapat perhatian dalam upaya penanggulangan TB paru danHIV/AIDS di Papua," kata Gubernur Enembe.

Dikatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada triwulan pertama 2018, jenis kelamin jumlah penderita HIV perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Dimana perempuan mencapai 7.440 orang, sedangkan laki-laki 5.825 orang.

Kendati demikian, katanya, untuk angka kasus AIDS hampir sebanding dimana laki-laki mencapai 11.267 orang dan perempuan 11.208 orang.

"Dari aspek epedemiologi TB patu dan HIV/AIDS memberi gambaran bahwa perempuan lebih rentan terkena dua penyakit mematikan ini ketimbang laki-laki. Hal demikian dipengaruhi oleh beberapa hal yang terkait dengan kesenjangan gender itu," ungkapnya.

Menurutnya, salah satu wujud pelaksanaan pangarusutamaan gender adalah adanya perencanaan dan penganggaran yang responsif terhadap gender, dimana dua proses itu saling terkait dan terintegrasi untuk mengatasi kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pelaksanaan pembangunan. Termasuk program maupun kegiatan pencegahan TB paru dan HIV/AIDS yang sementara dilaksanakan.

Gubernur Enembe mengatakan, penanganan dua penyakit mematikan ini merupakan prioritas nasional yang menjadi sorotan dan masalah kesehatan dunia maupun Indonesia.

"Itu merupakan salah satu indokator WHO, dalam mewujudkan dunia bebas TB paru 2050. Sebab, meski telah dilakukan berbagai upaya, namun penyebarannya masih tinggi. Hal itu disebabkan antara lain, status ekonomi, gizi, keterjangkauan fasilitas pelayanan berkualitas, tingkat pendidikan dan masalah sosial budaya termasuk didalamnya ketimpangan gender," paparnya.

Gubernur Enembe menambahkan, pihaknya menyambut positif dukungan pemerintah pusat melalui kementerian terkait yang mendorong penyelenggaraan kegiatan bimtek itu, sehingga harapannya kedepan, para peserta yang mengikuti kegiatan dapat pula mendorong kesetaraan gender dalam pencegahan maupun pengendalian TB paru serta HIV/AIDS. (DiskominfoPapua)