Saturday, November 24, 2018

9:57 PM
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 13 Pemerintahan Daerah di Papua Terima Penghargaan Imunisasi MRP.

13 Pemerintahan Daerah di Papua Terima Penghargaan Imunisasi MRP


13 Pemerintahan Daerah di Papua Terima Penghargaan Imunisasi MRP

Posted: 23 Nov 2018 02:24 PM PST

13 Pemerintahan Daerah di Papua Terima Penghargaan Imunisasi MRP
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Dinas Kesehatan Provinsi Papua menganugerahi penghargaan kepada 13 kabupaten dan kota di bumi cenderawasih, karena memiliki pencapaian cakupan imunisasi Measles, Rubella dan Polio (MRP) lebih dari 95 persen.

Sebanyak 13 Pemda itu diantaranya, Kabupetn Mappi, Paniai, Keerom, Supiori, Nabire Merauke, Mamberamo Tengah, Biak Numfor, Bouven Digoel, Kabupaten Sarmi, Jayapura dan Kota Jayapura.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giay, apresiasi khusus diberikan kepada Kabupaten Paniai dan Mappi yang meski daerahnya tersulit secara georgrafis, namun pihak terkait mampu menunjukkan kinerja cakupan MRP tertinggi.

"Tak ketinggalan juga Kabupaten Mamberamo Raya yang dulu biasanya nilai rapornya merah, kali ini mereka bagus di cakupan imunisasi. Namun untuk daerah lain yang masih di bawah 95 persen, kami kasih batas waktu hingga akhir tahun ini," terang dia.

Sementara menyoal hasil Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) beberapa waktu lalu, sambung dia, menghasilkan sedikitnya delapan poin rekomendasi.

Kedelapan poin rekomendasi ini, diantaranya, sepakat mengintegrasi KPS-JKP ke dalam KIS-JKN akan dilaksanakan pada 2019 mendatang.

Dalam delapan poin itu, juga menyepakati agar semua rumah sakit di kabupaten/kota yang terlibat dalam pelaksanaan PON XX Tahun 2020, harus terakreditasi Paripurna.

Kadinkes Aloysius menambahkan, salah satu tugas utama yang harus dilakukan Dinas Kesehatan Papua saat ini adalah untuk menyukseskan PON XX di Papua dengan mengeliminasi malaria. Sebab ratusan ribu atlit dan pengurus PON dari seluruh Papua yang hadir sangat kuatir akan ancaman malaria.

"Kami juga sudah sepakati dalam Rakerkesda ini bahwa semua dinas kesehatan dan rumah sakit se-Papua siap eliminasi malaria agar para atlit yang datang itu rasa aman, safety.  Kita akan benahi masalah sanitasi lingkungan hidup, kerjasama lintas sektor seperti dengan Badan Lingkungan hidup, tempat-tempat berkembang bianya jentik-jentik nyamuk kita berantas dengan pengasapan dan sebagainya," tuntasnya. ()

Anni Rumbiak Ajak Pemeliharaan Venue Cabor Pasca PON XX 2020,

Posted: 23 Nov 2018 02:19 PM PST

Anni Rumbiak Ajak Pemeliharaan Venue Cabor Pasca PON XX 2020,
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diingatkan untuk memikirkan langkah strategis memelihara venue pasca Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 di Provinsi Papua. Apalagi, ada lima cluster penyelenggaraan PON XX tersebut.

Penegasan itu disampaikan Staf Ahli Gubernur Anni Rumbiak pada Seminar Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah di Jayapura, Kamis (23/11).

Dikatakan, dengan diterbitkannya Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Layanan Umum Daerah (BLUD), mengharuskan agar management aset keolahragaan perlu menganut Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-PLUD).

Untuk itu, kata Gubernur Enembe, menjadi suatu tantangan pasca PON XX dan Peparnas XVI di Papau bahwa venue cabang olahraga yang sudah dibangun dan direnovasi itu, perlu dipikirkan langkah strategis yang bisa membantu pemerintah mendapatkan dana pemerliharaan yang tidak mudah dan tidak murah serta tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sehingga venue itu tetap terawat dengan baik.

"Saya berharap kegiatan seminar Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ini dapat memberikan kontribusi yang baik di daerah tentang bagaimana cara mengelola venue olahraga yang baru terbangun dan direnovasi, sehingga terpelihara dan terawat secara profesional dengan konsep bisnis yang sehat menjadi suatu kawasan sport industri yang berdampak pada peningkatan ekonomi daerah," ujarnya.

Selain itu, saat ini Pemerintah Provinsi Papua dengan bantuan dana APBN dan APBD membangun beberapa venue olahraga yang baru, selain merenovasi beberapa venue lain yang sudah ada dengan dana yang sangat besar. 

Untuk itu, ia berharap beragam fasilitas yang dibangun harus bisa dimanfaatkan.

"Jangan sampai pembangunan yang sudah baik ini menjadi rusak. Pasca PON venue-venue tersebut harus dikelola dengan baik," pungkasnya. (DiskominfoPapua)

Dana Otsus Habis 2021, Generasi Muda Diminta Tingkatkan Daya Saing

Posted: 23 Nov 2018 09:10 AM PST

Dana Otsus Habis 2021, Generasi Muda Diminta Tingkatkan Daya Saing
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua Lukas Enembe mengingatkan generasi yang akan datang terkait masa berlaku dana otonomi khusus (Otsus) yang dipastikan berakhir pada 2021 mendatang.

Generasi berikutnya diminta untuk bersiap-siap dengan berupaya meningkatkan daya saing serta profesional untuk menyokong pelaksanaan pembangunan di  provinsi ini. "Artinya, apa yang sudah gagal jangan diulang lagi. Tetapi perbaiki secara baik sehingga bisa membawa masyarakat Papua ke masa depan lebih baik".

"Intinya kesalahan yang dilakukan gubernur-gubernur era Otsus, generasi berikut harus berfikir lebih maju dan pintar. Kalian harus tunjukan bisa membangun provinsi ini," terang Lukas Enembe pada perayaan Hari Otonomi Khusus, di GOR Cenderawasih Jayapura, Rabu (21/11).

Enembe mengatakan, meski sejak adanya Otsus banyak keberhasilan yang dicapai, namun banyak pula yang mesti diperbaiki. Sehingga demikian, generasi akan datang diminta siap hanya menjalankan UU Otsus tanpa didukung pendanaan.

"Karena tantangan kedepan akan lebih kompleks dan krusial. Yang mana akhir-akhir ini negara-negara besar sedang perebutkan wilayah Pasifik termasuk Papua," ujarnya.

"Makanya sekarang rakyat tinggal memilih, apakah mau maju atau tidak? atau mau berkelahi terus? atau masih mau ribut-ribut terus? Semua tergantung rakyat Papua," jelas dia.

Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan 17 Tahun perjalan Otonomi Khusus (Otsus) di Papua belum sempurna seperti yang diharapkan semua orang, karena masih banyak kelemahan dan kekurangan. Salah satunya, Papua belum memiliki grand desain secara baik sejak awal.

Secara umum ia katakan, di era kepemimpinan Almarhum Jacobus Perviddya Solossa (Gubernur Papua tahun 2000), perjuangan keras untuk membangun Papua sudah dilakukan, dengan demikian masyarakat bisa merasakan pembangunan seperti jalan dan sebagainya.

Lahirnya Otsus di 2001 langsung membawa harapan baru bagi orang Papua untuk merubah dan menata dirinya menjadi lebih baik. Dimana, dengan dana awal sebesar Rp1 triliun pada 2002, Papua mulai dibangun kembali, diantaranya dengan membuka 11 ruas jalan sampai ke pedalaman.

Pembangunan Papua pun terus berjalan sampai dirinya memimpin untuk periode kali kedua, dimana dulunya dana Otsus 80 persen dikelola provinsi, kini dibalik menjadi dikelola kabupaten dan kota.

"Tetapi kembali lagi keberhasilan pembangunan tidak ditentukan oleh pemerintah, tapi oleh masyarakat Papua sendiri. Untuk itu, dimasa sisa kepemimpinan ini kami ajak seluruh masyarakat Papua untuk ikut membangun provinsi ini menuju ke arah kemakmuran dan kesejahteraan," pungkas dia. (DiskominfoPapua)